Seruni Bodjawati Wawancara dengan CHIC Magazine (KOMPAS, Gramedia)
Seruni Bodjawati Wawancara lengkap dengan CHIC Magazine (KOMPAS, Gramedia)
Special Section: Tokoh muda inspiratif yang mendedikasikan hidupnya untuk membangun dan mengharumkan nama Indonesia ke pentas dunia.
1. Sedang sibuk apa sekarang? Membaca dan melukis setiap hari. Saya harus membaca minimal seratus halaman dan harus melukis setiap hari meski cuma beberapa goresan. Ini sudah jadi kebutuhan jiwa. Tidak mungkin bila tidur belum kenyang membaca. Tidak bisa istirahat kalau belum kerja keras membuat karya. Selebihnya ya diskusi, nonton film, menulis, dan pameran lukisan. Saya baru saja ikut event pameran seni rupa internasional di Jogja, ArtJog 2012. Juga mempersiapkan pameran di Hongaria, Korea Selatan, Prancis, dan Spanyol.
2. Sejak kapan sih kamu senang melukis? Sejak usia 10 bulan saya mencorat-coret di kertas. Ada puluhan ribu dan semua di dokumentasikan dengan rapi oleh ayah saya. Kebiasaan itu berlangsung terus-menerus hingga menemukan bentuk-bentuk yang khas sesuai karakter saya sendiri hingga sekarang.
3. Apa cita-cita sejak kecil? Ya cuma ingin jadi pelukis. Saya ingin jadi pelukis besar ha ha ha….
4. Kapan pertama kali melukis di atas kanvas dan melukis apa? Kelas 3 SD. Saya melukis putri Cina dari Legenda Siluman Ular Putih.
5. Ceritakan perjalanan dari awal kamu sekolah sampai akhirnya serius untuk menjadi pelukis? Apakah keluarga mendukung dari awal? Apa memang keluarga juga berprofesi sebagai pelukis? Keluarga saya sangat mendukung. Sejak kecil orang tua saya selalu meyakinkan saya bahwa hidup saya adalah milik saya sendiri. Karena itu saya harus bertanggung jawab terhadap hidup saya sendiri. Hidup itu memilih, bukan sekadar mengalami. Saya harus memilih mengerjakan apa yang paling membuat saya bahagia dan punya makna. Dan kebahagiaan saya meluap-luap kalau saya melukis. Ibu saya , Wara Anindyah, pelukis total. Ayah saya , Sri Harjanto Sahid, multi talenta, melukis, menulis karya sastra, dramawan dan guru silat serta motivator di bidang pengembangan kepribadian.
6. Apa alasan kamu mau menjadi pelukis? Saya merasa hidup yang benar-benar hidup ketika sedang melukis. Kebahagiaan ketika sedang membuat karya adalah hadiah paling indah bagi seorang seniman. Menjalani proses berkarya dengan totalitas yang tulus itu lebih penting daripada menikmati hasil akhir. Hasil akhir itu hanyalah akibat, yang tak perlu dipikirkan ketika asyik berkarya. Dapat nama dan menghasilkan karya itu hanyalah sebuah risiko belaka. Bukan tujuan.
7. Apa tema sebagaian besar lukisan yang kamu buat dan apa alasannya? Saya menentukan tema sesuai dengan kegelisahan jiwa dan kebutuhan imajinasi yang tengah menggerayangi diri saya. Alasannya supaya fokus penciptaan terbentuk utuh.
8. Apakah ada yang berhubungan dengan budaya Indonesia? Ya, otomatis pasti ada. Apa saja yang membentuk sejarah hidup saya pasti ikut mengemuka di dalam karya saya. Terutama cita rasa keindonesiaan saya.
9. Apa tantangan terberat menjadi pelukis dan bagaimana mengatasinya? Tantangan terberat adalah diri sendiri. Musuh paling potensial untuk menghancurkan diri kita adalah diri kita sendiri. Diri saya adalah tumpukan-tumpukan kebiasaan saya sendiri. Saya berusaha tidak menyalahkan siapa pun ketika terjegal jatuh. Meskipun yang menjegal banyak. Saya lebih baik introspeksi, kenapa saya tidak waspada, tidak pintar menghindar dan tidak kokoh kuda-kuda kaki saya.
10. Saat ini, berapa banyak pameran yang telah kamu ikuti? Pameran bersama lebih 30 kali di dalam dan luar negri antara lain Kyoto, New York, Melbourne, Manila, Bucharest, Marseille, Boulogne, Paris, Hyderabad, London, Christchurch, Singapura, Budapest & Eger. Di Indonesia mengikuti pameran di galeri-galeri dan ruang rupa seperti di Edwin's Gallery Jakarta, Galeri Nasional Indonesia, Taman Budaya Yogyakarta, The Ritz Carlton Jakarta, Jogja National Museum, dan lain-lain.
11. Apakah kamu sudah punya showroom sendiri? Tidak punya. Saya tidak pernah menawar-nawarkan karya saya kepada kolektor. Kalau ada yang tertarik ya saya layani dengan senang hati. Saya tidak menjual, tapi dibeli. Bagi saya melukis bukan kegiatan bisnis. Tapi aktivitas untuk menjaring makna hidup. Kalau ada yang menghargai karya saya tentu saya berterimakasih luar biasa besar. Sebab itu sebuah dukungan yang tak ternilai.
12. Kapan pertama kali mendapat penghargaan? Ketika usia saya masih 3 tahun saya menang juara satu lomba lukis se-DIY. Padahal pesertanya dari pra-TK sampai kelas 3 SD. Bahkan ada beberapa peserta yang beberapa kali pernah menang tingkat internasional dan nasional. Kata Juri, salah satunya perupa Eddie Hara, karya saya aneh, unik dan melawan arus sanggar seni lukis anak. Karya saya memang tidak karuan, unik, dan aneh ha ha ha…
13. Sebutkan penghargaan-penghargaan yang telah kamu raih.
2012: - The Most Inspiring Woman in Art and Culture, Kartini Awards 2012 by Kartini Magazine Indonesia and Indonesian First Lady Ani Yudhoyono.
- Honorary Award from Director General of Higher Education of the Ministry of Education and Culture.
- The Best High-Achieving Student by Indonesian Institute of the Arts Yogyakarta and the Rector of ISI, Prof. Dr. AM. Hermien Kusmayati, S.S.T., S.U.
2011: - The Best Painting Artwork Dies Natalis XXVII Indonesian Institute of Arts Yogyakarta.
- Awarded as The Most Successful International Visual Artist under 20 by La Société des Artistes Contemporains, France.
-Top 12 The Best Artwork Bazaar Art Award 2011, Harper's Bazaar Indonesia and Vanessa Art Link Jakarta.
- Elected as one of Indonesian Young Heroes by Aplaus The Lifestyle Indonesia.
2010: - The Best Painting Artwork, Dies Natalis XXVI, Indonesian Institute of Art Yogyakarta.
2010: - The Best Watercolor Painting, Indonesian Institute of Art Yogyakarta.
2010: - The Best Sketch, FSR Indonesian Institute of Art Yogyakarta.
1997: - Selected Painter: Local Government of Yogyakarta and Kyoto Japan Painting Cooperation.
1995-1997: - The champion of 15 children art competitions in Jogjakarta and Central Java.
14. Apa kamu telah punya pelanggan tetap? Ya. Ada yang suka mengoleksi secara tetap. Beberapa dari luar negri.
15. Karena ini edisi 17 Agustus, kontribusi apa yang telah kamu berikan untuk negara kita? Saya menyumbang fakir miskin. Saya juga paling suka memberi makanan pada pengemis, anak jalanan dan terutama orang-orang gila yang berkeliaran di jalanan. Saya sangat membenci aturan pemerintah yang melarang memberikan uang pada para pengemis di pinggir jalan. Itu aturan sadis. Negara ini akan menjadi sangat indah andai orang-orang yang berpunya mau berbagi kepada yang tidak berpunya. Saat ini saya belum bisa memberikan banyak hal bagi negara saya. Suatu saat nanti saya ingin bisa memberikan sebanyak-banyaknya. Bahkan saya ingin bisa memberikan keseluruhan diri saya.
16. Bagaimana cara kamu memperkenalkan Indonesia di mata dunia? Yang paling nyata melalui karya-karya saya. Lewat aktivitas berbagai macam event seni rupa seperti pameran lukisan serta publikasi di berbagai media massa.
17. Pesan apa yang ingin kamu sampaikan melalui lukisan kepada para penikmatnya? Tak ada pesan apa pun. Hanya berbagi keindahan dan kesadaran hidup. Dengan membudayakan keindahan semoga dunia kian bercahaya.
18. Siapa orang yang punya peran penting terhadap kemajuan karier? Ayah saya, Sri Harjanto Sahid dan ibu saya Wara Anindyah. Juga para dosen saya di ISI Yogyakarta semuanya menyayangi saya. Juga para kolektor, kurator, galeri dan rekan-rekan media massa yang mendukung saya.
19. Apa yang membuat Anda termotivasi menggeluti profesi sebagai pelukis? Keyakinan saya sejak kecil. Bahwa saya dilahirkan khusus untuk menjadi pelukis.
20. Rencana yang ingin kamu wujudkan dalam lima tahun ke depan? Saya ingin kuliah S2 dan S3. Semester 7 sekarang ini saya sudah boleh ujian tugas akhir sebab IP kumulatif saya 3,9. Tentu saja sembari terus berkarya dan pameran. Saya ingin lebih banyak bisa ikut pameran internasional. Dan semoga dalam 3 tahun mendatang museum keluarga kami sudah bisa mulai dibangun. Sayalah yang diminta ayah saya untuk memikirkannya. Sekarang sudah ada lebih 2500 lukisan kanvas keluarga yang perlu dikelola. Ada 700 lebih lukisan seniman lain yang kami koleksi di antaranya karya maestro Hendra Gunawan, Basuki Abdullah, Widayat, Abdul Salam, Kartika Affandi, Nyoman Masriadi, dan lain-lain. Juga ada koleksi hampir 10.000 buku dan ratusan peta kuno.
21. Apa alasan kamu cinta Indonesia? Saya cinta Indonesia karena Indonesia adalah diri saya , diri saya adalah Indonesia. Badan , jiwa, dan roh saya adalah Indonesia. Karena itu apapun keadaan negri dan bangsa saya, sedang sakit atau sehat, kalah atau menang, baik atau buruk, saya akan selalu mencintainya. Saya akan selalu bangga menjadi Indonesia.
Many thanks to Ayunda Pininta Kasih and CHIC Magazine (KOMPAS, Gramedia).
Special Section: Tokoh muda inspiratif yang mendedikasikan hidupnya untuk membangun dan mengharumkan nama Indonesia ke pentas dunia.
1. Sedang sibuk apa sekarang? Membaca dan melukis setiap hari. Saya harus membaca minimal seratus halaman dan harus melukis setiap hari meski cuma beberapa goresan. Ini sudah jadi kebutuhan jiwa. Tidak mungkin bila tidur belum kenyang membaca. Tidak bisa istirahat kalau belum kerja keras membuat karya. Selebihnya ya diskusi, nonton film, menulis, dan pameran lukisan. Saya baru saja ikut event pameran seni rupa internasional di Jogja, ArtJog 2012. Juga mempersiapkan pameran di Hongaria, Korea Selatan, Prancis, dan Spanyol.
2. Sejak kapan sih kamu senang melukis? Sejak usia 10 bulan saya mencorat-coret di kertas. Ada puluhan ribu dan semua di dokumentasikan dengan rapi oleh ayah saya. Kebiasaan itu berlangsung terus-menerus hingga menemukan bentuk-bentuk yang khas sesuai karakter saya sendiri hingga sekarang.
3. Apa cita-cita sejak kecil? Ya cuma ingin jadi pelukis. Saya ingin jadi pelukis besar ha ha ha….
4. Kapan pertama kali melukis di atas kanvas dan melukis apa? Kelas 3 SD. Saya melukis putri Cina dari Legenda Siluman Ular Putih.
5. Ceritakan perjalanan dari awal kamu sekolah sampai akhirnya serius untuk menjadi pelukis? Apakah keluarga mendukung dari awal? Apa memang keluarga juga berprofesi sebagai pelukis? Keluarga saya sangat mendukung. Sejak kecil orang tua saya selalu meyakinkan saya bahwa hidup saya adalah milik saya sendiri. Karena itu saya harus bertanggung jawab terhadap hidup saya sendiri. Hidup itu memilih, bukan sekadar mengalami. Saya harus memilih mengerjakan apa yang paling membuat saya bahagia dan punya makna. Dan kebahagiaan saya meluap-luap kalau saya melukis. Ibu saya , Wara Anindyah, pelukis total. Ayah saya , Sri Harjanto Sahid, multi talenta, melukis, menulis karya sastra, dramawan dan guru silat serta motivator di bidang pengembangan kepribadian.
6. Apa alasan kamu mau menjadi pelukis? Saya merasa hidup yang benar-benar hidup ketika sedang melukis. Kebahagiaan ketika sedang membuat karya adalah hadiah paling indah bagi seorang seniman. Menjalani proses berkarya dengan totalitas yang tulus itu lebih penting daripada menikmati hasil akhir. Hasil akhir itu hanyalah akibat, yang tak perlu dipikirkan ketika asyik berkarya. Dapat nama dan menghasilkan karya itu hanyalah sebuah risiko belaka. Bukan tujuan.
7. Apa tema sebagaian besar lukisan yang kamu buat dan apa alasannya? Saya menentukan tema sesuai dengan kegelisahan jiwa dan kebutuhan imajinasi yang tengah menggerayangi diri saya. Alasannya supaya fokus penciptaan terbentuk utuh.
8. Apakah ada yang berhubungan dengan budaya Indonesia? Ya, otomatis pasti ada. Apa saja yang membentuk sejarah hidup saya pasti ikut mengemuka di dalam karya saya. Terutama cita rasa keindonesiaan saya.
9. Apa tantangan terberat menjadi pelukis dan bagaimana mengatasinya? Tantangan terberat adalah diri sendiri. Musuh paling potensial untuk menghancurkan diri kita adalah diri kita sendiri. Diri saya adalah tumpukan-tumpukan kebiasaan saya sendiri. Saya berusaha tidak menyalahkan siapa pun ketika terjegal jatuh. Meskipun yang menjegal banyak. Saya lebih baik introspeksi, kenapa saya tidak waspada, tidak pintar menghindar dan tidak kokoh kuda-kuda kaki saya.
10. Saat ini, berapa banyak pameran yang telah kamu ikuti? Pameran bersama lebih 30 kali di dalam dan luar negri antara lain Kyoto, New York, Melbourne, Manila, Bucharest, Marseille, Boulogne, Paris, Hyderabad, London, Christchurch, Singapura, Budapest & Eger. Di Indonesia mengikuti pameran di galeri-galeri dan ruang rupa seperti di Edwin's Gallery Jakarta, Galeri Nasional Indonesia, Taman Budaya Yogyakarta, The Ritz Carlton Jakarta, Jogja National Museum, dan lain-lain.
11. Apakah kamu sudah punya showroom sendiri? Tidak punya. Saya tidak pernah menawar-nawarkan karya saya kepada kolektor. Kalau ada yang tertarik ya saya layani dengan senang hati. Saya tidak menjual, tapi dibeli. Bagi saya melukis bukan kegiatan bisnis. Tapi aktivitas untuk menjaring makna hidup. Kalau ada yang menghargai karya saya tentu saya berterimakasih luar biasa besar. Sebab itu sebuah dukungan yang tak ternilai.
12. Kapan pertama kali mendapat penghargaan? Ketika usia saya masih 3 tahun saya menang juara satu lomba lukis se-DIY. Padahal pesertanya dari pra-TK sampai kelas 3 SD. Bahkan ada beberapa peserta yang beberapa kali pernah menang tingkat internasional dan nasional. Kata Juri, salah satunya perupa Eddie Hara, karya saya aneh, unik dan melawan arus sanggar seni lukis anak. Karya saya memang tidak karuan, unik, dan aneh ha ha ha…
13. Sebutkan penghargaan-penghargaan yang telah kamu raih.
2012: - The Most Inspiring Woman in Art and Culture, Kartini Awards 2012 by Kartini Magazine Indonesia and Indonesian First Lady Ani Yudhoyono.
- Honorary Award from Director General of Higher Education of the Ministry of Education and Culture.
- The Best High-Achieving Student by Indonesian Institute of the Arts Yogyakarta and the Rector of ISI, Prof. Dr. AM. Hermien Kusmayati, S.S.T., S.U.
2011: - The Best Painting Artwork Dies Natalis XXVII Indonesian Institute of Arts Yogyakarta.
- Awarded as The Most Successful International Visual Artist under 20 by La Société des Artistes Contemporains, France.
-Top 12 The Best Artwork Bazaar Art Award 2011, Harper's Bazaar Indonesia and Vanessa Art Link Jakarta.
- Elected as one of Indonesian Young Heroes by Aplaus The Lifestyle Indonesia.
2010: - The Best Painting Artwork, Dies Natalis XXVI, Indonesian Institute of Art Yogyakarta.
2010: - The Best Watercolor Painting, Indonesian Institute of Art Yogyakarta.
2010: - The Best Sketch, FSR Indonesian Institute of Art Yogyakarta.
1997: - Selected Painter: Local Government of Yogyakarta and Kyoto Japan Painting Cooperation.
1995-1997: - The champion of 15 children art competitions in Jogjakarta and Central Java.
14. Apa kamu telah punya pelanggan tetap? Ya. Ada yang suka mengoleksi secara tetap. Beberapa dari luar negri.
15. Karena ini edisi 17 Agustus, kontribusi apa yang telah kamu berikan untuk negara kita? Saya menyumbang fakir miskin. Saya juga paling suka memberi makanan pada pengemis, anak jalanan dan terutama orang-orang gila yang berkeliaran di jalanan. Saya sangat membenci aturan pemerintah yang melarang memberikan uang pada para pengemis di pinggir jalan. Itu aturan sadis. Negara ini akan menjadi sangat indah andai orang-orang yang berpunya mau berbagi kepada yang tidak berpunya. Saat ini saya belum bisa memberikan banyak hal bagi negara saya. Suatu saat nanti saya ingin bisa memberikan sebanyak-banyaknya. Bahkan saya ingin bisa memberikan keseluruhan diri saya.
16. Bagaimana cara kamu memperkenalkan Indonesia di mata dunia? Yang paling nyata melalui karya-karya saya. Lewat aktivitas berbagai macam event seni rupa seperti pameran lukisan serta publikasi di berbagai media massa.
17. Pesan apa yang ingin kamu sampaikan melalui lukisan kepada para penikmatnya? Tak ada pesan apa pun. Hanya berbagi keindahan dan kesadaran hidup. Dengan membudayakan keindahan semoga dunia kian bercahaya.
18. Siapa orang yang punya peran penting terhadap kemajuan karier? Ayah saya, Sri Harjanto Sahid dan ibu saya Wara Anindyah. Juga para dosen saya di ISI Yogyakarta semuanya menyayangi saya. Juga para kolektor, kurator, galeri dan rekan-rekan media massa yang mendukung saya.
19. Apa yang membuat Anda termotivasi menggeluti profesi sebagai pelukis? Keyakinan saya sejak kecil. Bahwa saya dilahirkan khusus untuk menjadi pelukis.
20. Rencana yang ingin kamu wujudkan dalam lima tahun ke depan? Saya ingin kuliah S2 dan S3. Semester 7 sekarang ini saya sudah boleh ujian tugas akhir sebab IP kumulatif saya 3,9. Tentu saja sembari terus berkarya dan pameran. Saya ingin lebih banyak bisa ikut pameran internasional. Dan semoga dalam 3 tahun mendatang museum keluarga kami sudah bisa mulai dibangun. Sayalah yang diminta ayah saya untuk memikirkannya. Sekarang sudah ada lebih 2500 lukisan kanvas keluarga yang perlu dikelola. Ada 700 lebih lukisan seniman lain yang kami koleksi di antaranya karya maestro Hendra Gunawan, Basuki Abdullah, Widayat, Abdul Salam, Kartika Affandi, Nyoman Masriadi, dan lain-lain. Juga ada koleksi hampir 10.000 buku dan ratusan peta kuno.
21. Apa alasan kamu cinta Indonesia? Saya cinta Indonesia karena Indonesia adalah diri saya , diri saya adalah Indonesia. Badan , jiwa, dan roh saya adalah Indonesia. Karena itu apapun keadaan negri dan bangsa saya, sedang sakit atau sehat, kalah atau menang, baik atau buruk, saya akan selalu mencintainya. Saya akan selalu bangga menjadi Indonesia.
Many thanks to Ayunda Pininta Kasih and CHIC Magazine (KOMPAS, Gramedia).