Pahlawan Perempuan Papua Pejuang Lingkungan dan Adat Mama Yosepha Alomang
Yosepha Alomang yang sering disebut Mama Yosepha, adalah saksi kerusakan lingkungan alam dan sosial yang dibuat oleh Freeport, yang adalah pemodal transnasional yang didukung negara dengan hadirkan militer di Papua. Untuk ambil emas dan tembaga yang berlimpah di sana. Freeport mulai hadir di masa dewasa Yosepha yang lahir tahun 1940. Sekaligus Yosepha jadi korban berat kehadiran Freeport bersama komunitasnya. Yang mengambil gunung Newangkawi, tanah ulayat Suku Alomang tempat ia lahir.
Tanah Ulayat suku Amungme, berupa gunung suci tempat emas dan tembaga bersemayam. Diambil begitu saja oleh negara di masa orde baru. Tanpa konsultasi dan izin dengan pemilik tanah. Di zaman Soekarno pengambilannya ditekankan untung- kan Indonesia. Sedang di zaman Soeharto kepentingan Indonesia dikesampingkan. Freeport untungkan pemodal yang berselingkuh dengan pejabat yang ada untuk keruk emas dapatkan uang sebanyak-banyaknya dengan korban masyarakat di sana.
Gunung Newangkali adalah gunung suci Suku Amongme. Mereka punya kecerdasan lokal untuk mengelolanya. Pengetahuan lokal dengan gaya hidup penghuninya dihancurkan perlahan. Setiap hari ada 200.000 ton limbah dipompa ke sungai. Belum imigran dari luar Papua yang ciptakan konflik dalam soal pengelolaan lingkungan dan tanah. Masalah semua itu tentu dihadapi penghuninya dengan protes, yang munculkan Mama Yosepha sebagai tokoh penggeraknya.
Perjalanan Yosepha dan kawan-kawan melawan Freeport dimulai dari pemotongan pipa milik Freeport di Agimuga. Freeport dinilai merampas tanah kepunyaan rakyat Amungme. Ulah ini direspon dengan militer maju melindungi Freeport. Yosepha, keluarga dan kawan-kawan harus bersembunyi di hutan untuk hindari militer. Kejadian ini menelan korban anak sulung yang meninggal karena kelaparan.
Gereja Katolik bantu Yosepha jadi penggerak Koperasi Kulakok, yang jual sayur dan buah untuk bertahan hidup. Barang dagangannya tak laku karena Freeport datangkan barang dari luar. Seharusnya Freeport dukung rakyat setempat dengan beli barang-barang yang ada. Lalu para perempuan Alomang protes dengan hancurkan buah dan sayur impor.
Tahun 1991 Yosepha melakukan aksi unjuk rasa di bandara Timika selama 3 Hari. Dengan ia nyalakan api di landasan udara. Dia protes menolak kehadiran Freeport dan pemerintah Indonesia. Derita rakyat Alongme diharapkan didengarkan.
Tahun 1994 ia ditahan bersama Mama Yuliana. Dengan tuduhan menolong Kelly Kwalik tokoh OPM*. Mereka ditahan dan dimasukkan ke dalam tempat penampungan kotoran manusia yang sampai setinggi seluput.
Tahun 1996 Yosepha menuntut perdata Freeport MCM McMoRan Coper & Gold di Amerika Serikat. Ia menuntut ganti rugi bagi diri dan kerusakan lingkungan yang telah Ditimbulkan. Freeport akhirnya memberi Yosepha AS$ 248.000 pada tahun 2001. Uang ini digunakan bangun Kompleks Yosepha Alomang, yang berisi klinik, gedung pertemuan, panti asuhan, monumen pelanggaran hak asasi manusia. Tahun yang sama Yosepha mendapat anugerah Lingkungan Goldman dari Amerika.
Tahun 2000 Bendungan Wanagon runtuh. Lalu Yosepha meninjau bendungan ini. Setelah itu ia dan rombongan ke Jayapura untuk melakukan demonstrasi di depan gedung DPRD. Yayasan Hak Asasi Manusia Anti Kekerasan bernama Yahamak didirikan Yosepha tahun 2001. Yayasan ini didirikan dengan gunakan uang dari Yap Thiam Hien yang diterima tahun 1999.
Yosepha terus berjuang melawan Freeport sekalipun ia telah mendapat ganti Rugi. Tahun 2003 Yosepha menyerukan agar Freeport berhenti beroperasi. Seruan ini dipicu oleh tambang Grasbert milik Freeport yang runtuh dan tewaskan 9 orang.
Perjuangan Yosepha melawan kapitalisme global dan pemerintah. Terkait dengan perusakan lingkungan hidup yang berdampak langsung pada hidup penghuni. Presiden Abdurrahman Wahid mengganti nama Irian menjadi Papua yang diminta orang lokal Papua. Presiden Joko Widodo membuat jalan sebagai pembuka akses orang Papua saling berhubungan. Juga harga bensin dibuat sama oleh presiden.
Joko Widodo. Yang ramai dibahas adalah keberhasilan mendapatkan saham 51 persen. Freeport yang sebelumnya 9,36 persen di masa sebelum presiden Joko Widodo. Meski begitu teriakan masih banyak bergema yang harus dijawab sebagai bagian dari saudara sebangsa masih bergema keras. Yosepha telah menginspirasi tokoh pejuang hak asasi manusia dengan isu lingkungan hidup dan adat. Lahir kemudian tokoh Mama Aleta dari tanah Timor. *Teks oleh Esthi Susanti Hudiono.
Lukisan oleh Seruni Bodjawati. Judul: Perempuan Perkasa dari Tanah Papua (Yosepha Alomang). Ukuran lukisan: 120 x 100 cm. Media: Cat akrilik pada kanvas. Tahun: 2019. Available.